Halaman

    Social Items

Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang


    Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Bioscience menyatakan kunang-kunang menghadapi ancaman kepunahan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan serangga ini terancam punah.

    Penyebab pertama kepunahan kunang-kunang adalah hilangnya habitat hidup kunang-kunang. Kunang-kunang menderita karena habitat yang  menjadi tempat untuk menyelesaikan siklus hidupnya telah  menghilang.  Misalnya, kunang-kunang  Malaysia (Pteroptyx tener), yang terkenal karena panjangnya, harus kehilangan habitatnya untuk berkembang biak di kawasan bakau karena di konversi menjadi perkebunan sawit dan pertanian budidaya.

    Dalam penelitian lain juga disebutkan bahwa polusi cahaya menjadi penyebab kedua terbesar punahnya kunang-kunang. Penggunaan cahaya buatan pada malam hari, yang  semakin marak selama seabad terakhir, adalah ancaman paling serius kedua bagi kunang-kunang. Banyak kunang-kunang mengandalkan bioluminescence, reaksi kimia  didalam tubuh mereka yang memungkinkan untuk menyala saat  menemukan dan  menarik pasangan. Banyaknya cahaya buatan dapat mengganggu fase  ini.

    Penelitian juga  mencatat, tingkat kecerahan dibumi mengalami peningkatan sebesar 23 persen. Selain  itu,  Avalon  Owens, seorang kandidat PhD dalam biologi di Universitas Tufts, menyampaikan bahwa polusi cahaya benar-benar mengacaukan ritual kawin kunang- kunang yang berdampak kepada regenerasi kunang-kunang.

    Penggunaan insektisida juga berperan dalam penurunan populasi kunang-kunang. Profesor biologi dari Universitas Sussex, Dave Goulson mengatakan hilangnya habitat menjadi faktor paling utama yang  mendorong kepunahan kunang-kunang, sedangkan pestisida adalah faktor sekunder yang tidak bisa di kesampingkan.

    Selain tiga faktor itu, pariwisata juga memicu kepunahan kunang- kunang. Di Jepang,  Taiwan, dan  Malaysia misalnya, meningkatnya angka wisatawan yang   mencapai 200  ribu  pengunjung membuat populasi kunang-kunang menurun. Di Thailand, peneliti juga mengatakan bahwa lalu lintas perahu motor di  sepanjang sungai bakau telah menumbangkan pohon dan mengikis tepi  sungai dan menghancurkan habitat kunang-kunang. Sementara spesies yang tidak dapat terbang di injak-injak oleh  wisatawan di Carolina Utara dan Nanacampila di Meksiko.










Sumber: Aulia, Fadillah Tri dan Sefi Indra Gumilar. 2021. Cerdas dan Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.





Informasi Faktual pada Teks Eksplanasi

Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang


    Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Bioscience menyatakan kunang-kunang menghadapi ancaman kepunahan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan serangga ini terancam punah.

    Penyebab pertama kepunahan kunang-kunang adalah hilangnya habitat hidup kunang-kunang. Kunang-kunang menderita karena habitat yang  menjadi tempat untuk menyelesaikan siklus hidupnya telah  menghilang.  Misalnya, kunang-kunang  Malaysia (Pteroptyx tener), yang terkenal karena panjangnya, harus kehilangan habitatnya untuk berkembang biak di kawasan bakau karena di konversi menjadi perkebunan sawit dan pertanian budidaya.

    Dalam penelitian lain juga disebutkan bahwa polusi cahaya menjadi penyebab kedua terbesar punahnya kunang-kunang. Penggunaan cahaya buatan pada malam hari, yang  semakin marak selama seabad terakhir, adalah ancaman paling serius kedua bagi kunang-kunang. Banyak kunang-kunang mengandalkan bioluminescence, reaksi kimia  didalam tubuh mereka yang memungkinkan untuk menyala saat  menemukan dan  menarik pasangan. Banyaknya cahaya buatan dapat mengganggu fase  ini.

    Penelitian juga  mencatat, tingkat kecerahan dibumi mengalami peningkatan sebesar 23 persen. Selain  itu,  Avalon  Owens, seorang kandidat PhD dalam biologi di Universitas Tufts, menyampaikan bahwa polusi cahaya benar-benar mengacaukan ritual kawin kunang- kunang yang berdampak kepada regenerasi kunang-kunang.

    Penggunaan insektisida juga berperan dalam penurunan populasi kunang-kunang. Profesor biologi dari Universitas Sussex, Dave Goulson mengatakan hilangnya habitat menjadi faktor paling utama yang  mendorong kepunahan kunang-kunang, sedangkan pestisida adalah faktor sekunder yang tidak bisa di kesampingkan.

    Selain tiga faktor itu, pariwisata juga memicu kepunahan kunang- kunang. Di Jepang,  Taiwan, dan  Malaysia misalnya, meningkatnya angka wisatawan yang   mencapai 200  ribu  pengunjung membuat populasi kunang-kunang menurun. Di Thailand, peneliti juga mengatakan bahwa lalu lintas perahu motor di  sepanjang sungai bakau telah menumbangkan pohon dan mengikis tepi  sungai dan menghancurkan habitat kunang-kunang. Sementara spesies yang tidak dapat terbang di injak-injak oleh  wisatawan di Carolina Utara dan Nanacampila di Meksiko.










Sumber: Aulia, Fadillah Tri dan Sefi Indra Gumilar. 2021. Cerdas dan Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.





Tidak ada komentar