Halaman

    Social Items

 Unsur pembangun puisi secara fisik disebut struktur fisik


1.    Diksi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi adalah pilihan kata  yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Menurut Raharjo (2018: 44), diksi tidak hanya berkaitan dengan pemilihan kata,  tetapi juga urutan, dan kekuatan atau  daya magis kata. Setiap penulis mempunyai keunikan masing-masing yang terefleksikan dalam kosakata dan susunan kata yang dirangkai menjadi sebuah puisi. Pemilihan dan penyusunan kata yang tepat dan selaras bahkan dapat menyajikan makna kata  yang terasa gaib dan kuat bagi pembaca.


2.    Kata Konkret

Konkret berarti nyata atau berwujud, dapat dilihat, diraba, dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Walaupun kata konkret bermakna sesuatu yang nyata, namun pilihan kata  konkret dalam puisi terkait  dengan kiasan atau   perlambangan yang   ingin   disampaikan oleh penyair. Pemilihan kata konkret dapat membantu pembaca mengimajinasikan maksud penulis.


3.    Pengimajian

Pengimajian pada   puisi   tergantung pada   pilihan kata   konkret dan cara merangkainya. Penghayatan makna kata dalam baris-baris puisi dilakukan melalui penglihatan, pendengaran, dan  perasaan. Secara berurutan disebut imaji visual, imaji auditif, dan imaji taktil.


4.    Bahasa Figuratif (Gaya Bahasa)

Penggunaan gaya bahasa pada puisi adalah untuk menambah pengimajian. Selain itu juga digunakan untuk menyampaikan banyak maksud dengan singkat. Penggunaan bahasa kiasan membuat puisi lebih indah, menciptakan efek lebih kaya, dan efektif. Perlambangan membantu penyair memperjelas makna.


5.    Tipografi

Tipografi menunjukkan susunan puisi  yang  membedakannya dengan karya sastra lainnya, yakni  prosa maupun drama.



Memahami Makna Puisi

Memahami makna yang ingin disampaikan penulis dapat dilakukan dengan menganalisis struktur batin, yakni tema, perasaan penyair, nada, dan pesan.


1.    Tema

Menurut Raharjo (2018: 48), tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan penyair. Gagagsan pokok ini menjadi dasar digubahnya sebuah puisi.


2.    Perasaan Penyair

Masih menurut Raharjo (2018: 48), perasaan berkaitan suasana perasaan  penyair yang  diekspresikan melalui puisi. Sikap  penyair terhadap suatu gagasan utama atau pokok permasalahan yang dituangkan ke dalam puisi diharapkan dapat dihayati pembaca.


3.    Nada dan Suasana

Menurut Gustina S. (2014: 78), nada adalah sikap penyair terhadap penikmat karyanya. Puisi dapat mempunyai nada  nada  semangat atau nada sedih atau nada-nada lain sesuai dengan perasaan penyair. Dari sikap penyair tersebut tercipta suasana puisi. Suasana adalah efek yang ditimbulkan pada perasaan pembaca atau  penikmat puisi.


4.    Pesan

Menurut Gustina S. (2014: 79), pesan atau amanat merupakan kesan yang ditangkap penikmat puisi setelah membacanya.







 Sumber: Marwati, Heny dan K. Waskitaningtyas. 2021. Cerdas dan Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.


Struktur Puisi

 Unsur pembangun puisi secara fisik disebut struktur fisik


1.    Diksi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi adalah pilihan kata  yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Menurut Raharjo (2018: 44), diksi tidak hanya berkaitan dengan pemilihan kata,  tetapi juga urutan, dan kekuatan atau  daya magis kata. Setiap penulis mempunyai keunikan masing-masing yang terefleksikan dalam kosakata dan susunan kata yang dirangkai menjadi sebuah puisi. Pemilihan dan penyusunan kata yang tepat dan selaras bahkan dapat menyajikan makna kata  yang terasa gaib dan kuat bagi pembaca.


2.    Kata Konkret

Konkret berarti nyata atau berwujud, dapat dilihat, diraba, dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Walaupun kata konkret bermakna sesuatu yang nyata, namun pilihan kata  konkret dalam puisi terkait  dengan kiasan atau   perlambangan yang   ingin   disampaikan oleh penyair. Pemilihan kata konkret dapat membantu pembaca mengimajinasikan maksud penulis.


3.    Pengimajian

Pengimajian pada   puisi   tergantung pada   pilihan kata   konkret dan cara merangkainya. Penghayatan makna kata dalam baris-baris puisi dilakukan melalui penglihatan, pendengaran, dan  perasaan. Secara berurutan disebut imaji visual, imaji auditif, dan imaji taktil.


4.    Bahasa Figuratif (Gaya Bahasa)

Penggunaan gaya bahasa pada puisi adalah untuk menambah pengimajian. Selain itu juga digunakan untuk menyampaikan banyak maksud dengan singkat. Penggunaan bahasa kiasan membuat puisi lebih indah, menciptakan efek lebih kaya, dan efektif. Perlambangan membantu penyair memperjelas makna.


5.    Tipografi

Tipografi menunjukkan susunan puisi  yang  membedakannya dengan karya sastra lainnya, yakni  prosa maupun drama.



Memahami Makna Puisi

Memahami makna yang ingin disampaikan penulis dapat dilakukan dengan menganalisis struktur batin, yakni tema, perasaan penyair, nada, dan pesan.


1.    Tema

Menurut Raharjo (2018: 48), tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan penyair. Gagagsan pokok ini menjadi dasar digubahnya sebuah puisi.


2.    Perasaan Penyair

Masih menurut Raharjo (2018: 48), perasaan berkaitan suasana perasaan  penyair yang  diekspresikan melalui puisi. Sikap  penyair terhadap suatu gagasan utama atau pokok permasalahan yang dituangkan ke dalam puisi diharapkan dapat dihayati pembaca.


3.    Nada dan Suasana

Menurut Gustina S. (2014: 78), nada adalah sikap penyair terhadap penikmat karyanya. Puisi dapat mempunyai nada  nada  semangat atau nada sedih atau nada-nada lain sesuai dengan perasaan penyair. Dari sikap penyair tersebut tercipta suasana puisi. Suasana adalah efek yang ditimbulkan pada perasaan pembaca atau  penikmat puisi.


4.    Pesan

Menurut Gustina S. (2014: 79), pesan atau amanat merupakan kesan yang ditangkap penikmat puisi setelah membacanya.







 Sumber: Marwati, Heny dan K. Waskitaningtyas. 2021. Cerdas dan Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.


Tidak ada komentar