Halaman

    Social Items

(3) A. Memahami Cerpen dengan Latar Belakang Beberapa Peristiwa Sejarah di Indonesia.



Karya sastra mempunyai tiga bentuk, yakni prosa, puisi, dan drama. Pada bab ini pembahasan difokuskan pada bentuk kedua, yaitu prosa. Prosa sendiri terdiri atas beberapa bentuk seperti,  cerpen, cerita bersambung (cerbung), novel, dan roman. Pada bab ini akan difokuskan pada pembahasan cerita pendek (cerpen).


Menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia,  definisi  cerpen  adalah “kisahan  pendek  (kurang  dari  10.000  kata)  yang  memberikan  kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi (pada  suatu ketika)”.  Oleh  karena itu, cerpen bentuknya pendek dan cerita ini akan  selesai dibaca  dalam sekitar sepuluh menit dan  sering disebut dengan cerita yang  dapat dibaca dalam sekali duduk.


Dari segi isi, cerpen fokus kepada satu tokoh utama dengan menceritakan satu peristiwa penting yang dialami oleh tokoh. Peristiwa penting yang dialami oleh tokoh tersebut akhirnya bisa mengubah jalan hidup atau cara pandang tokoh terhadap suatu hal.


Seperti halnya karya sastra yang lain, ide penulisan cerpen dapat diambil dari peristiwa atau kejadian nyata. Hal ini karena sastra adalah refleksi kehidupan masyarakat, yaitu menyangkut manusia dan permasalahan yang dihadapinya. Oleh karena itu, karya sastra adalah sebentuk manifestasi kegelisahan atas realitas yang terjadi di sekitar kita. Salah satu contoh peristiwa yang  menimbulkan kegelisahan adalah peristiwa sejarah sebuah bangsa. Jika  sejarah ditulis dalam sebuah karya bukan fiksi,  peristiwa tersebut tidak akan   menimbulkan ruang bagi  pembaca untuk memberi tafsir yang  berbeda dari  yang  ditulis oleh  si penulis sejarah. Akan  tetapi, jika sebuah peristiwa sejarah ditulis dalam bentuk fiksi khususnya cerpen, memungkinkan terjadi tafsir yang berbeda terhadap peristiwa sejarah tersebut. Dalam karya fiksi, sebuah peristiwa sejarah kemudian dikembangkan dengan menggunakan teknik pengembangan tokoh dan penokohan, pengembangan alur serta deskripsi dan teknik penyajian cerita.






Sumber: Marwati, Heny dan K. Waskitaningtyas. 2021. Cerdas dan Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.


Memahami Cerpen dengan Latar Belakang Beberapa Peristiwa Sejarah di Indonesia

(3) A. Memahami Cerpen dengan Latar Belakang Beberapa Peristiwa Sejarah di Indonesia.



Karya sastra mempunyai tiga bentuk, yakni prosa, puisi, dan drama. Pada bab ini pembahasan difokuskan pada bentuk kedua, yaitu prosa. Prosa sendiri terdiri atas beberapa bentuk seperti,  cerpen, cerita bersambung (cerbung), novel, dan roman. Pada bab ini akan difokuskan pada pembahasan cerita pendek (cerpen).


Menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia,  definisi  cerpen  adalah “kisahan  pendek  (kurang  dari  10.000  kata)  yang  memberikan  kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi (pada  suatu ketika)”.  Oleh  karena itu, cerpen bentuknya pendek dan cerita ini akan  selesai dibaca  dalam sekitar sepuluh menit dan  sering disebut dengan cerita yang  dapat dibaca dalam sekali duduk.


Dari segi isi, cerpen fokus kepada satu tokoh utama dengan menceritakan satu peristiwa penting yang dialami oleh tokoh. Peristiwa penting yang dialami oleh tokoh tersebut akhirnya bisa mengubah jalan hidup atau cara pandang tokoh terhadap suatu hal.


Seperti halnya karya sastra yang lain, ide penulisan cerpen dapat diambil dari peristiwa atau kejadian nyata. Hal ini karena sastra adalah refleksi kehidupan masyarakat, yaitu menyangkut manusia dan permasalahan yang dihadapinya. Oleh karena itu, karya sastra adalah sebentuk manifestasi kegelisahan atas realitas yang terjadi di sekitar kita. Salah satu contoh peristiwa yang  menimbulkan kegelisahan adalah peristiwa sejarah sebuah bangsa. Jika  sejarah ditulis dalam sebuah karya bukan fiksi,  peristiwa tersebut tidak akan   menimbulkan ruang bagi  pembaca untuk memberi tafsir yang  berbeda dari  yang  ditulis oleh  si penulis sejarah. Akan  tetapi, jika sebuah peristiwa sejarah ditulis dalam bentuk fiksi khususnya cerpen, memungkinkan terjadi tafsir yang berbeda terhadap peristiwa sejarah tersebut. Dalam karya fiksi, sebuah peristiwa sejarah kemudian dikembangkan dengan menggunakan teknik pengembangan tokoh dan penokohan, pengembangan alur serta deskripsi dan teknik penyajian cerita.






Sumber: Marwati, Heny dan K. Waskitaningtyas. 2021. Cerdas dan Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.


Tidak ada komentar