Halaman

    Social Items

(2) B. Mengenali Struktur dan Unsur Teks Berita     

Tidak  semua informasi layak  dijadikan sebuah berita. Wartawan sebagai penulis berita perlu memilah informasi yang  diterima agar  menjadi berita yang layak disajikan dalam redaksi surat kabar, stasiun televisi, atau  siaran radio. 

Berikut adalah kriteria sebuah peristiwa yang layak dijadikan berita.

a.    Aktual atau kekinian. Peristiwa yang baru saja terjadi.
b.    Penting. Kejadian  yang  menyangkut kepentingan masyarakat, seperti berita tentang kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
c.    Kedekatan  lokasi. Berita kejadian di  wilayah pembaca akan  lebih menarik daripada kejadian di tempat yang jauh.
d.    Ekspresi emosional. Dapat memancing atau mengaduk-aduk emosi pembacanya.
e.    Tentang  tokoh   atau   lembaga   yang   terkenal.  Kepopuleran  tokoh atau  Lembaga  yang  menjadi topik berita akan  menarik perhatian pembaca. Contohnya berita tentang Garuda Indonesia yang  membuka penerbangan baru dari Bali ke Amsterdam. Kebesaran nama Garuda Indonesia akan  membuat orang tertarik untuk membacanya.
f.    Terdapat  unsur  luar  biasa.  Kejadian  yang  sangat jarang terjadi atau luar biasa.

Sebuah kejadian atau peristiwa untuk dapat menjadi sebuah headline surat kabar atau  berita di  televisi akan  memenuhi satu atau  lebih  dari kriteria yang disebutkan di atas. Mengikuti kriteria tersebut maka disusunlah struktur naskah berita. 


            Teks berita disusun dengan pola piramida terbalik yang terdiri atas tiga bagian utama, yakni kepala berita, leher berita, dan tubuh berita. Uraian lebih panjang, tetapi kurang penting, akan ditambahkan di bagian kaki berita. Susunan yang standar seperti ini akan memudahkan penyunting (editor)   melakukan pemotongan berita saat   terjadi keterbatasan ruang pada  halaman media atau  waktu siaran. Penyunting akan  memotong isi berita dari paragraf terbawah.
         Bagian pembuka berita yang biasa disebut teras berita disebut juga kepala berita dan berdasarkan isinya berisi unsur-unsur yang meliputi apa, di mana, kapan, siapa,  dan  mengapa (5-W: what, where, when,  who, why). Leher berita merupakan kelanjutan kepala berita yang berisi informasi lengkap bagaimana proses kejadian atau peritiwa itu (1-H: how). Keenam unsur ini disebut adiksimba (apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana). Pada  tubuh berita terdapat penjabaran yang  lebih  terperinci dari   gagasan  yang    terdapat  pada   bagian-bagian  sebelumnya.  Akhir berita disebut juga ekor berita berisi kesimpulan dari peristiwa atau dari narasumber.

Sumber: Marwati, Heny dan K. Waskitaningtyas. 2021. Cerdas dan Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.

Mengenali Struktur dan Unsur Teks Berita

(2) B. Mengenali Struktur dan Unsur Teks Berita     

Tidak  semua informasi layak  dijadikan sebuah berita. Wartawan sebagai penulis berita perlu memilah informasi yang  diterima agar  menjadi berita yang layak disajikan dalam redaksi surat kabar, stasiun televisi, atau  siaran radio. 

Berikut adalah kriteria sebuah peristiwa yang layak dijadikan berita.

a.    Aktual atau kekinian. Peristiwa yang baru saja terjadi.
b.    Penting. Kejadian  yang  menyangkut kepentingan masyarakat, seperti berita tentang kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
c.    Kedekatan  lokasi. Berita kejadian di  wilayah pembaca akan  lebih menarik daripada kejadian di tempat yang jauh.
d.    Ekspresi emosional. Dapat memancing atau mengaduk-aduk emosi pembacanya.
e.    Tentang  tokoh   atau   lembaga   yang   terkenal.  Kepopuleran  tokoh atau  Lembaga  yang  menjadi topik berita akan  menarik perhatian pembaca. Contohnya berita tentang Garuda Indonesia yang  membuka penerbangan baru dari Bali ke Amsterdam. Kebesaran nama Garuda Indonesia akan  membuat orang tertarik untuk membacanya.
f.    Terdapat  unsur  luar  biasa.  Kejadian  yang  sangat jarang terjadi atau luar biasa.

Sebuah kejadian atau peristiwa untuk dapat menjadi sebuah headline surat kabar atau  berita di  televisi akan  memenuhi satu atau  lebih  dari kriteria yang disebutkan di atas. Mengikuti kriteria tersebut maka disusunlah struktur naskah berita. 


            Teks berita disusun dengan pola piramida terbalik yang terdiri atas tiga bagian utama, yakni kepala berita, leher berita, dan tubuh berita. Uraian lebih panjang, tetapi kurang penting, akan ditambahkan di bagian kaki berita. Susunan yang standar seperti ini akan memudahkan penyunting (editor)   melakukan pemotongan berita saat   terjadi keterbatasan ruang pada  halaman media atau  waktu siaran. Penyunting akan  memotong isi berita dari paragraf terbawah.
         Bagian pembuka berita yang biasa disebut teras berita disebut juga kepala berita dan berdasarkan isinya berisi unsur-unsur yang meliputi apa, di mana, kapan, siapa,  dan  mengapa (5-W: what, where, when,  who, why). Leher berita merupakan kelanjutan kepala berita yang berisi informasi lengkap bagaimana proses kejadian atau peritiwa itu (1-H: how). Keenam unsur ini disebut adiksimba (apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana). Pada  tubuh berita terdapat penjabaran yang  lebih  terperinci dari   gagasan  yang    terdapat  pada   bagian-bagian  sebelumnya.  Akhir berita disebut juga ekor berita berisi kesimpulan dari peristiwa atau dari narasumber.

Sumber: Marwati, Heny dan K. Waskitaningtyas. 2021. Cerdas dan Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.

Tidak ada komentar