Halaman

    Social Items

 

(2) A. Mengidentifikasi Pesan Pada Teks Monolog yang Mengandung Kritik Sosial

a. Teks Anekdot adalah sebuah teks yang berisi cerita lucu sekaligus mengandung kritik atas fenomena sosial yang terjadi di masyarakat.dengan anekdot. Di balik humor atau kelucuan yang  ditampilkan, anekdot memiliki pesan  yang   diharapkan  dapat  memberikan  pelajaran  kepada khalayak ramai. Oleh karena itu, isi cerita sebuah anekdot harus mengangkat tema atau  masalah yang benar-benar terjadi dan dirasakan masyarakat.


b. Pengertian lawakan tunggal (stand up comedy)

Lawakan tunggal atau komedi tunggal merupakan penyajian lawakan yang dilakukan oleh  seorang diri  di atas  panggung. Komika,  orang yang melakukan  lawakan  tunggal,  menyampaikan  sebuah topik  dengan cara bermonolog. Melalui lawakan tunggal, seorang komika berusaha mengungkapkan ketidaksetujuan terhadap  sesuatu, baik berupa kritik sosial yang berdasarkan penelitian  maupun  kegelisahan diri. Oleh karena itu, lawakan tunggal disebut juga sebagai komedi cerdas yang menyampaikan pesan bagi para  pendengarnya.


c. Struktur teks anekdot

Suatu  anekdot dibentuk oleh orientasi, komplikasi, dan evaluasi.


1) Orientasi adalah bagian anekdot yang  berisi pengenalan kondisi atau karakter tokoh, penggambaran hal-hal terkait dengan apa,  kapan, di mana, siapa, mengapa, bagaimana, dan gambaran tentang  masalah yang akan  dihadapi tokoh.

Contoh:

Perkenalkan,  saya   Didi.  Di  sini   ada   kuli   bangunan?  Wah,   berarti saya  satu-satunya ya  di  sini.  Ngomong-ngomong soal  liburan, buat kebanyakan orang, liburan itu  obat  stres, tapi  buat  saya  malah bikin stres. Datang liburan orang-orang sibuk  nyiapin rencana mau  liburan ke mana. Saya malah sibuk  nyari alasan.


2) Komplikasi berisi masalah yang dihadapi tokoh. Pada bagian ini, penulis menyampaikan  puncak  cerita yang mengundang tawa sekaligus kritikan terhadap topik yang  diangkat. Bagian ini disebut juga dengan krisis dan reaksi. Krisis atau  komplikasi merupakan bagian yang  berisi kekonyolan yang  menggelitik dan mengundang tawa. Tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya disebut sebagai reaksi. Reaksi dapat berupa sikap mencela atau  menertawakan.

Contoh:
Anak saya minta liburan, “Pak, ingin  ke Dufan.” “Nak, Jakarta banjir.”
“Ya udah Pak, ke Tangkuban Perahu.” “Nak, perahunya bocor.”
“Ah bilang  aja, Bapak gak punya uang.” “Cerdas!”

3) Evaluasi berisi komentar terhadap isi atau  pesan dari  fenomena yang telah diceritakan. Bagian ini disebut juga sebagai koda. Namun, bagian ini bersifat pilihan; dapat ada ataupun tidak ada.
Contoh:
Anak saya itu memang jarang liburan.




Sumber: Aulia, Fadillah Tri dan Sefi Indra Gumilar. 2021. Cerdas dan Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.

Mengidentifikasi Pesan Pada Teks Monolog yang Mengandung Kritik Sosial

 

(2) A. Mengidentifikasi Pesan Pada Teks Monolog yang Mengandung Kritik Sosial

a. Teks Anekdot adalah sebuah teks yang berisi cerita lucu sekaligus mengandung kritik atas fenomena sosial yang terjadi di masyarakat.dengan anekdot. Di balik humor atau kelucuan yang  ditampilkan, anekdot memiliki pesan  yang   diharapkan  dapat  memberikan  pelajaran  kepada khalayak ramai. Oleh karena itu, isi cerita sebuah anekdot harus mengangkat tema atau  masalah yang benar-benar terjadi dan dirasakan masyarakat.


b. Pengertian lawakan tunggal (stand up comedy)

Lawakan tunggal atau komedi tunggal merupakan penyajian lawakan yang dilakukan oleh  seorang diri  di atas  panggung. Komika,  orang yang melakukan  lawakan  tunggal,  menyampaikan  sebuah topik  dengan cara bermonolog. Melalui lawakan tunggal, seorang komika berusaha mengungkapkan ketidaksetujuan terhadap  sesuatu, baik berupa kritik sosial yang berdasarkan penelitian  maupun  kegelisahan diri. Oleh karena itu, lawakan tunggal disebut juga sebagai komedi cerdas yang menyampaikan pesan bagi para  pendengarnya.


c. Struktur teks anekdot

Suatu  anekdot dibentuk oleh orientasi, komplikasi, dan evaluasi.


1) Orientasi adalah bagian anekdot yang  berisi pengenalan kondisi atau karakter tokoh, penggambaran hal-hal terkait dengan apa,  kapan, di mana, siapa, mengapa, bagaimana, dan gambaran tentang  masalah yang akan  dihadapi tokoh.

Contoh:

Perkenalkan,  saya   Didi.  Di  sini   ada   kuli   bangunan?  Wah,   berarti saya  satu-satunya ya  di  sini.  Ngomong-ngomong soal  liburan, buat kebanyakan orang, liburan itu  obat  stres, tapi  buat  saya  malah bikin stres. Datang liburan orang-orang sibuk  nyiapin rencana mau  liburan ke mana. Saya malah sibuk  nyari alasan.


2) Komplikasi berisi masalah yang dihadapi tokoh. Pada bagian ini, penulis menyampaikan  puncak  cerita yang mengundang tawa sekaligus kritikan terhadap topik yang  diangkat. Bagian ini disebut juga dengan krisis dan reaksi. Krisis atau  komplikasi merupakan bagian yang  berisi kekonyolan yang  menggelitik dan mengundang tawa. Tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya disebut sebagai reaksi. Reaksi dapat berupa sikap mencela atau  menertawakan.

Contoh:
Anak saya minta liburan, “Pak, ingin  ke Dufan.” “Nak, Jakarta banjir.”
“Ya udah Pak, ke Tangkuban Perahu.” “Nak, perahunya bocor.”
“Ah bilang  aja, Bapak gak punya uang.” “Cerdas!”

3) Evaluasi berisi komentar terhadap isi atau  pesan dari  fenomena yang telah diceritakan. Bagian ini disebut juga sebagai koda. Namun, bagian ini bersifat pilihan; dapat ada ataupun tidak ada.
Contoh:
Anak saya itu memang jarang liburan.




Sumber: Aulia, Fadillah Tri dan Sefi Indra Gumilar. 2021. Cerdas dan Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.

Tidak ada komentar