Halaman

    Social Items

 



Paragraf yang kohesif dan koheren.

Di dalam menulis sebuah teks argumentasi penulis harus memperhatikan hubungan antarkalimat dan antarparagraf sehingga teks tersebut menjadi padu. Kepaduan teks dibangun oleh kohesi dan koherensi. Kohesi adalah keserasian hubungan antarunsur dalam sebuah paragraf. Kohesi dapat berupa pengacuan, subtitusi, pelesapan, penggunaan konjungsi, repetisi, sinonim, antonim, dan lain-lain. Koherensi adalah kepaduan antargagasan di dalam suatu paragraf. Di dalam menyusun sebuah paragraf, seorang penulis harus memperhatikan kohesi dan koherensi sehingga paragraf yang disusun tersebut memiliki kesatuan makna yang utuh.


TEKS 1

Masyarakat Papua dan Maluku sejak berabad-abad yang lalu telah mengonsumsi sagu sebagai makanan pokoknya. Nenek moyang suku-suku di  pedalaman telah mengolah makanan sederhana. Kandungan gizi  dan zat  karbohidrat terdapat pada  makanan pokok itu. Masyarakat Papua  dan Maluku membutuhkan makanan pokok selain beras. Kearifan lokal harus dihidupkan kembali di Papua lewat makanannya.


TEKS 2

Sagu telah dikonsumsi oleh  masyarakat Papua  dan Maluku sejak  berabad- abad  yang  lalu.  Nenek  moyang  suku-suku  di  pedalaman  Papua  telah mengolah sagu dengan cara sangat sederhana. Kandungan gizi dan zat karbohidrat yang  tinggi pada sagu  telah membuat masyarakat Papua  tidak kekurangan dalam suplai makanan pokoknya. Sagu telah menjadi makanan pokok sebelum mereka mengenal beras yang  dibawa oleh  pendatang khususnya dari  Jawa.  Oleh  karena itu,  kita  sebaiknya menghidupkan kembali kearifan lokal  dengan mengembalikan sagu  sebagai makanan pokok di Papua.


Teks 1 adalah contoh paragraf yang tidak kohesif dan koheren. Adapun Teks 2 adalah contoh paragraf yang kohesif karena menggunakan alat kohesi berupa pengulangan kata  sagu  dalam setiap kalimatnya. Teks 2 juga dikatakan sebagai paragraf yang  koheren karena kalimat-kalimatnya mempunyai hubungan makna yang ditandai dengan penggunaan konjungsi (kata hubung) antarkalimat seperti kata  ‘oleh karena itu’.







Sumber: Marwati, Heny dan K. Waskitaningtyas. 2021. Cerdas dan Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.

(1) D. Menulis Teks Argumentasi dengan Tema Ketahanan Pangan Lokal

 



Paragraf yang kohesif dan koheren.

Di dalam menulis sebuah teks argumentasi penulis harus memperhatikan hubungan antarkalimat dan antarparagraf sehingga teks tersebut menjadi padu. Kepaduan teks dibangun oleh kohesi dan koherensi. Kohesi adalah keserasian hubungan antarunsur dalam sebuah paragraf. Kohesi dapat berupa pengacuan, subtitusi, pelesapan, penggunaan konjungsi, repetisi, sinonim, antonim, dan lain-lain. Koherensi adalah kepaduan antargagasan di dalam suatu paragraf. Di dalam menyusun sebuah paragraf, seorang penulis harus memperhatikan kohesi dan koherensi sehingga paragraf yang disusun tersebut memiliki kesatuan makna yang utuh.


TEKS 1

Masyarakat Papua dan Maluku sejak berabad-abad yang lalu telah mengonsumsi sagu sebagai makanan pokoknya. Nenek moyang suku-suku di  pedalaman telah mengolah makanan sederhana. Kandungan gizi  dan zat  karbohidrat terdapat pada  makanan pokok itu. Masyarakat Papua  dan Maluku membutuhkan makanan pokok selain beras. Kearifan lokal harus dihidupkan kembali di Papua lewat makanannya.


TEKS 2

Sagu telah dikonsumsi oleh  masyarakat Papua  dan Maluku sejak  berabad- abad  yang  lalu.  Nenek  moyang  suku-suku  di  pedalaman  Papua  telah mengolah sagu dengan cara sangat sederhana. Kandungan gizi dan zat karbohidrat yang  tinggi pada sagu  telah membuat masyarakat Papua  tidak kekurangan dalam suplai makanan pokoknya. Sagu telah menjadi makanan pokok sebelum mereka mengenal beras yang  dibawa oleh  pendatang khususnya dari  Jawa.  Oleh  karena itu,  kita  sebaiknya menghidupkan kembali kearifan lokal  dengan mengembalikan sagu  sebagai makanan pokok di Papua.


Teks 1 adalah contoh paragraf yang tidak kohesif dan koheren. Adapun Teks 2 adalah contoh paragraf yang kohesif karena menggunakan alat kohesi berupa pengulangan kata  sagu  dalam setiap kalimatnya. Teks 2 juga dikatakan sebagai paragraf yang  koheren karena kalimat-kalimatnya mempunyai hubungan makna yang ditandai dengan penggunaan konjungsi (kata hubung) antarkalimat seperti kata  ‘oleh karena itu’.







Sumber: Marwati, Heny dan K. Waskitaningtyas. 2021. Cerdas dan Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.

Tidak ada komentar